WeW: Bahasa Gaul atau Bahasa EYD ?
Kamis, 03 Mei 2018

Bahasa Gaul atau Bahasa EYD ?


Kenapa blog saya tidak menggunakan bahasa baku sesuai tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) ?

Apakah ada yang bertanya tentang hal itu?

Kalau memang ada, saya akan menjawabnya.

Jadi begini.
Inspirator saya dalam menulis blog adalah Raditya Dika. Jika anda sudah membaca buku pertamanya, maka anda akan paham kenapa gaya penulisan saya terlihat seperti "itu". :p

Selain Bang Radit, saya juga suka membaca buku dari blogger-blogger terkenal, seperti: Alitt Susanto, Kevin Anggara, Arif Muhammad, dan lain-lain. Saya juga sering membaca blog mereka. Jika kalian membaca buku atau blog dari blogger-blogger ini, maka kalian juga akan paham kenapa tulisan saya seperti "itu". ;p

Buku dan blog mereka ini buat saya keren sekali, baik dari tema yang dibahas dan bagaimana tulisan mereka bisa menghibur saya. Memang dasar dari tulisan mereka adalah komedi. Jadi, buat saya membaca tulisan mereka adalah salah satu cara menghibur diri.

Bahasa yang mereka gunakan juga ‘anak muda sekali’, bukan gaya bahasa yang puitis nan rumit dimengerti. Karena saya masih muda dan tampan, maka saya lebih menikmati gaya penulisan yang seperti itu. Sampai akhirnya gaya penulisan mereka ini secara tidak langsung mempengaruhi gaya penulisan saya dalam menulis.

Nah, dengan gaya penulisan saya yang seperti itu, saya tidak tahu apakah tulisan saya bisa menjangkau semua kalangan atau hanya bisa ditujukan kepada anak muda saja. Dari sini saya menyimpulkan bahwa nantinya akan ada pro-kontra terhadap tulisan saya. Ada pembaca blog saya (kalau memang ada) yang lebih memilih bahasa baku sesuai EYD, ada juga pembaca yang lebih memilih bahasa anak muda kekinian (bahasa kampret gaul).

Individu yang sehari-harinya menggunakan bahasa baku atau membaca buku-buku ilmu pengetahuan di instansi pendidikan, mungkin akan kaku ketika membaca tulisan dengan bahasa kampret gaul, seperti tulisan saya.

Sebenarnya saya tidak terlalu mempermasalahkan hal ini. ;p.  Saya hanya penasaran dengan para pembaca. Kira-kira kalian lebih suka gaya penulisan yang seperti apa. Apakah para pembaca lebih memilih bahasa yang baku sesuai EYD atau bahasa anak muda kekinian ?

Saya pun juga tidak terlalu memperdulikan tanggapan negatif tentang tulisan saya (kalau ada). Beberapa pembaca mungkin sedikit risih dengan gaya penulisan saya yang terkesan ‘kasar’. Hal ini dapat dilihat di kata-kata tertentu di dalam blog saya, seperti: kampret dan …. Sepertinya hanya kata itu yang ‘mungkin’ terbilang kasar. ;p

Sebenarnya tulisan saya yang memakai bahasa ‘kampret-kampret’ itu adalah tulisan yang lama. Beberapa tulisan saya yang baru keliatannya sudah tidak terlalu ‘kampret’ lagi. *Pret. Itu lu ngomong kampret udah berapa kali. -_-*. :p


Terlepas dari tulisan saya yang "kampret-kampret" itu, ya memang seorang penulis seharusnya bisa berkembang dari waktu ke waktu sampai dia bisa menemukan gaya penulisannya sendiri.

Menurut saya tulisan itu layaknya sebuah film yang berkaitan dengan selera. Ada orang yang menyukai tulisan dengan bahasa puitis, atau ada orang yang suka tulisan dengan bahasa Jawa Ngoko itu bebas. :p. Setiap orang berhak memilih sesuai dengan selera dan keinginannya. Mereka bebas memilih apapun yang mereka suka, yang tidak boleh mereka lakukan hanya satu: menyuruh orang untuk menulis hal yang mereka tidak suka. Njay. ;p

Karena seperti  pepatah saya: Penulis yang baik adalah mereka yang menulis dengan gaya bahasa yang mereka suka. ;p *Lah

Jadi, bagaimana teman-teman ?

Anda suka dengan gaya penulisan saya seperti ini ? Atau

Lo suka ama gaya penulisan gue yang kayak gini ? ;p


2 komentar:

WeW