SEKOLAH > LULUS > KERJA
Standar.
Pola yang biasa
terjadi bagi kebanyakan orang.
Gue?
SEKOLAH > SEKOLAH > KERJA.
Iya. Gue belum
lulus. Tapi, udah kerja. Ya gitu. Kuliah tapi di sempet-sempetin kerja. Atau kerja
tapi disempet-sempetin kuliah. Atau kuliah sambil kerja. Ya itu.
Pola yang biasa
terjadi bagi beberapa orang.
Anehnya, yang
gue rasa sebenernya bukan kuliah sambil kerja, tapi kerja sambil kuliah. Gimana
nggak. Gue kuliah tiap Sabtu dan Minggu doang. Senin sampe Jum’at-nya gue
kerja. Ini berarti kegiatan utama gue adalah kerja.
Kuliah rasa kerja.
Kuliah rasa kerja.
………………………………………..
Satu bulan yang
lalu gue dapet kerjaan baru setelah sekian lama hanya punya kegiatan
tidur-makan-eek di rumah. Akhirnya.
Gue kerja di
sebuah percetakan. Di mana gue harus berkutat dengan spanduk-lah, brosur-lah, kartu
undangan-lah, kartu nama-lah, SIM-lah. Yakali.
Harus gue akui.
Nyari kerja itu susah. Nggak gue akui pun tetep aja susah. Beneran deh. Apalagi
buat gue yang cuma punya skill dengan rating 2,7 dari 10. Susah banget. Beh.
Dulu gue mikir,
kalau mau dapet kerjaan bagus itu ya tinggal dapet nilai yang bagus di sekolah. Ternyata nggak. Itu aja nggak cukup. Nilai bagus belum tentu membuat kita
mendapatkan sebuah pekerjaan. Banyak hal yang harus kita punya kalau kita
pengen dapet kerjaan.
Nilai atau sebut
lah IPK yang bagus itu cuma jadi syarat awal doang buat maju ke babak
penyisihan. Masih banyak pesaing yang harus kita kalahkan agar kita diterima di
sebuah perusahaan. Pesaing yang nggak cuma punya nilai bagus sebagai modal,
tapi lebih dari itu.
Kalau kita
pengin bersaing dengan mereka mungkin dua hal ini yang harus kita siapkan. Terlebih
lagi kalau kita bersaing di perusahaan ternama misalnya. Tentu, dua hal ini
akan menjadi bekal yang penting banget buat kita.
1.
SKILL
Hal
pertama yang harus kita punya adalah skill. Tentunya, kita harus menyesuaikan
dengan pekerjaan yang kita inginkan. Kalau kita pengen ngelamar kerja jadi jurnalis
di media tertentu ya kita harus paham dengan dunia kepenulisan dan jurnalisme. Pengen
jadi guru matematika ya harus ngerti matematika. Pengen jadi petani ya pinter-pinter
nyangkul aja. Sesuaikan dengan kebutuhan.
Nggak
cuma skill khusus di bidang tertentu, tapi juga skill umum yang bisa menunjang
pekerjaan. Seperti: kita yang nggak boleh gaptek. Punya public speaking yang bagus. Punya pengalaman di bidang pekerjaan
yang kita inginkan. Bisa kerja sendiri atau berjamaah. Punya nilai TOEFL di
atas rata-rata. Bisa me-manage waktu dengan
baik. Banyak. Lebih banyak lebih baik.
2.
ATTITUDE
Kita
harus punya attitude yang baik. Punya
sikap yang baik. Punya etika. Rajin. Pekerja keras. Tahu sopan santun. Tahu
bagaimana cara berbicara ke yang tua maupun yang muda. Tahu bagaimana cara
menghargai dan menghormati orang lain.
Intinya
tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang harus dilakukan dan mana
yang tidak seharusnya dilakukan.
Dua hal ini
saling berhubungan dan saling mendukung satu sama lain.
Karena kalau
keduanya nggak sinkron jadinya mungkin akan seperti ini:
Skill bagus, attitude jelek. Jelek.
Attitude bagus, skill jelek. Lumayan.
Untuk kasus kedua
ini gue kasih nilai: lumayan. Nggak jelek-jelek
amat.
Karena menurut gue, mending punya skill
jelek (pas-pasan) tapi attitude nya
bagus daripada punya skil bagus tapi
attitude nya jelek.
Kenapa?
Karena skill bisa dipelajari. Bisa diasah. Beda
halnya dengan attitude yang menjadi pembawaan diri seseorang. Yang jadi sifat
dasar seseorang. Yang bisa menggambarkan bagaimana karakter orang itu. Apakah
orang baik atau tidak baik.
Tapi, tetep. Sebaiknya
skill bagus, attitude bagus, sih. Iyalah.
Dan. Sebenernya ada satu
hal lagi yang membuat kita jadi komplit sebagai individu yang siap bersaing di
dunia kerja.
ORANG DALEM.
-_-
Setuju fer.
BalasHapusGw sendiri, di dunia kedokteran ini, yang paling utama dan pertama diajarkan ke semua mahasiswa-mahasiswa baru FK baik oleh senior maupun dosen adalah Attitude-nya. Skill/Pengetahuan bisa nomor dua, tapi attitude harus yang utama.
Bahkan seorang dosen gw pernah cerita banyak mahasiswa yang nggak lulus ujian padahal anaknya pinter abis, cuma karena attitudenya yang jelek. Mungkin sebagai seorang dokter kita harus memiliki perangai yang baik karena akan menjadi yang paling dilihat oleh masyarakat banyak dan sering sekali di judge.
Beliau juga pernah cerita kalau ada seorang professor sedang mengisi materi di sebuah seminar (maap ceritanya lupa lengkapnya gimana) dan ada yang memberikan pertanyaan sbb:
"Prof, sebenarnya yang dibutuhkan untuk seseorang dapat jadi dokter yang baik itu apa?"
jawabannya adalah "Attitude, Attitude, dan Attitude."
Masalah kepintaran dan skill, itu bisa dicari asalkan orangnya gigih, tekun dan nggak gampang menyerah. Tapi masalah attitude, kalau sudah jelek susah merubahnya.
Mungkin kalau dalam Islam juga mengapa kita ditekankan untuk memiliki Akhlak yang baik, karena semuanya berawal dari akhlak.. kalau akhlaknya sudah baik, insyaAllah yang lain-lainnya juga akan mengikut baik.
Btw sebenernya Skill ntu ada 2, ada hard-skill sama soft-skill:
Yang hard-skill itu keterampilan kerjaannya, kalau soft-skill itu kayak public-speaking, leadership, gitu-gitu.. heheu
Wah.... ini dia. Apa yang lu bilang jadi pelengkap tulisan gue Yar. Arigatou.. hehehe
HapusBtw, twitter loe.. suspended, fer?
BalasHapusKagak Tuh Yar. Kenopo emang?
Hapus