“Ulang tahun yaa? Traktir dong”.
Kalimat ini
sering ditujukan untuk mereka yang lagi ulang tahun. Biasanya, kalau nggak
sahabat ya temen.
Sekilas, sih kayanya
wajar aja. Tapi, setelah gue pikir-pikir kalimat ini punya makna lain.
Satu. “Ulang tahun yaa? Traktir dong” = “Eh,
lu lagi banyak duit. SINI-IN NGGAK!”. Dipalak.
Dua. “Ulang tahun yaa? Traktir dong” = “Ulang
tahun yaa? Mana kado buat gue?”. Dimintain kado. Jadi kebalik. Yang ulang
tahun malah dimintain hadiah.
Tiga. “Ulang tahun yaa? Traktir dong” = “Nikah
yuk!”. *Lah*
……………………….
Ulang tahun identik dengan tradisi tiup
lilin. Tradisi yang lagi-lagi gue nggak tahu siapa yang pertama ngelakuin.
Mungkin tradisi
ini berawal dari sebuah legenda. Jadi, dulu ada seorang gadis yang kesal karena
desanya dilanda mati lampu berbulan-bulan. Setiap hari dia pake lilin buat
penerangan. Nah, saking keselnya, dia matiin lilin dirumahnya dengan sekali
hembus. “Biar gelap gulita sekalian”, pikirnya.
Namun, di luar dugaan yang terjadi malah lampu di desanya hidup semua.
Si gadis
kebetulan lagi ulang tahun. Warga yang mendengar tentang kisah ini dari
Bapaknya percaya bahwa kejadian ini adalah sebuah anugerah. Sejak hari itu
meniup lilin di ulang tahun adalah sebuah tradisi yang harus dilakukan.
Legenda macam apa
inih. -_-
Sebenernya, awal
mula tradisi tiup lilin ini nggak ada yang tahu. Menurut informasi yang gue baca, tradisi tiup lilin dimulai dari Kinderfest, sebuah perayaan ulang tahun
bagi anak-anak pada abad ke-18. Cuma, nggak tahu pastinya kapan.
Bagi gue sendiri tradisi
ini nggak penting, sih. Lagi pula ulang tahun kan sebenernya bukan hal yang
perlu dirayakan.
Ulang tahun
adalah saat dimana jatah umur kita di dunia semakin berkurang. Mungkin seharusnya
yang kita lakukan bukan perayaan, tapi syukuran. Bukan merayakan, tapi mensyukuri.
Beberapa orang
mungkin berpikir bahwa perayaan ulang tahun adalah bentuk lain dari syukuran. Wujud
rasa syukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup. Perayaan yang sederhana
dan tidak berlebihan tentu lebih baik, dibandingkan dengan mengadakan pesta
yang berlebihan. Tapi, kembali ke individunya. Masing-masing orang pasti punya
preferensi sendiri tentang perayaan ulang tahun. Mau dirayain atau nggak, ya
terserah orangnya. Bebas.
Ulang tahun juga identik dengan kado. Gue
juga nggak tahu kenapa yang ulang tahun perlu dikasih kado. Biar berkesan ? Biar ada kenang-kenangan di hari bertambahnya (angka) umur ? Biar seneng ? Biar
spesial ? Iya kali.
Ada juga yang
bilang, kado adalah perwujudan cinta dari orang yang memberi kado. Bisa
jadi benar, tapi bisa jadi salah. Tergantung persepsi masing-masing orang.
Saat ulang tahun
yang paling penting bukan kadonya, tapi… isi kadonya. *PLAK
Yang paling
utama adalah do’anya, seperti:
Semoga konsisten
iman dan taqwanya.
Semoga panjang
umur.
Semoga sehat
selalu.
Semoga selalu
dilancarkan urusannya.
Semoga cepet
nikah.
Semoga….
Yaudah.
Selamat ulang
tahun buat kamu yang ulang tahun. Heheu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar