Yosh.
Nulis lagi nih,
setelah sekian lama nggak nulis.
Terakhir posting tanggal 29 Desember 2015. Dan
gue bikin tulisan ini tanggal 30 Januari 2016. Terhitung selama 31 hari gue
meninggalkan blog. Alasan sampingannya, sih karena gue lagi sok sibuk
dengan kegiatan lain. Alasan aslinya karena gue pengin memberi waktu buat pembaca
baru blog gue untuk membaca semua postingan gue. Kalo ada.
Selama satu
bulan gue menghilang dari dunia blogging,
banyak hal yang telah terjadi. Mulai dari perayaan tahun baru yang menurut gue
biasa aja, tragedi bom bunuh diri di Sarinah, sampai gue dan temen-temen gue
yang bikin usaha kecil-kecilan.
Yang paling
menarik, sih tragedi bom di Sarinah, Jakarta Pusat. Banyak spekulasi yang
muncul dari kejadian ini. Ada yang bilang bahwa peristiwa ini hanyalah
pengalihan isu untuk kontrak Freeport yang baru. Ada yang bilang kalau salah
satu pelaku teror adalah anggota polisi Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Untung
Sangaji, padahal bukan. Ada juga yang bilang kalau pelaku teror salah sasaran,
disuruh ngebom Suriah, malah ngebom Sarinah.
Bagaimanapun spekulasi yang beredar, kita tentu turut berduka atas kejadian ini.
Jujur aja, gue
suka bingung dengan aksi bom bunuh diri seperti ini. Buat apa? Jihad? Biar masuk
surga? Emang kalau udah meledakkan diri, bisa yakin 100% masuk surga? Kalaupun
untuk tujuan jihad, kok jihadnya aneh gitu. Gue dengar dari ustadz, kalau jihad
itu berjuang bertahan hidup di medan perang untuk menegakkan agama. Ini malah bunuh
diri. Masih mending kalau mati sendiri, lah ini ngajak orang-orang yang ‘mungkin’
nggak bersalah.
Memang, selain tujuan ‘jihad’,
gue rasa ada banyak motif yang digunakan dalam sebuah aksi
teror.
Untuk pengalihan
isu mungkin.
Untuk menarik
media massa mungkin.
Entahlah. Namanya
juga teroris.
….
Beberapa bulan yang
lalu gue dan temen-temen mengajukan sebuah proposal usaha ke Kementerian
Koperasi dan UKM. Niatnya sih iseng dan ikut-ikutan. Tapi, nggak nyangka-nya, Alhamdulillah,
proposal itu diterima. Kita dapet dana untuk usaha. Heheu
Dananya nggak
gede-gede amat. Dan usahanya juga biasa aja. Semacam kedai kecil-kecilan.
Ide bisnis ini berasal dari Babay, salah satu temen gue. Konsepnya kayak tempat
nongkrong macam kafe-kafe, gitu. Tapi, ngeliat menunya yang didominasi aneka kopi dan mie instan, malah
jadi kayak warkop (warung kopi).
Menu spesial dari
kedai kami adalah KUE CUBIT. Kalau penasaran dengan rasanya kalian bisa mampir
ke kedai kami di Jalan Raya Ciater-BSD. Namanya Kedai KM 5. Pembaca yang berasal dari Tangsel, silahkan mampir kalau lewat jalanan situ. Yang luar Tangsel juga boleh mampir, kalau tahu tempatnya. Hehe....
Nah, karena gue
dan temen-temen gue sedang merintis sebuah bisnis..., asek…, makanya di tulisan kali ini gue bakal membagikan hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam menjalankan sebuah bisnis kuliner.
1.
HARGA
Sangat
penting.
Untuk
menentukan sebuah harga, kita terlebih dahulu harus melihat harga pasaran untuk
produk yang sama. Kalau harga pasaran untuk satu porsi kue cubit 10 ribu, jangan
pasang harga 150 ribu, tapi pasang harga yang nggak jauh beda dari harga itu. Jangan
juga pasang harga 2 ribu. Rugi Bandar.
2.
RASA
Ini
juga sangat penting.
Kebanyakan
orang suka makanan murah, tapi enak. Jadi, selain harga yang murah, pastikan produk
makanan kita punya cita rasa yang tinggi. Gampangnya bikin pelanggan bisa bilang,
“Umm, enak banget”, pas lagi ngemil makanan kita.
3.
PELAYANAN
Yang
ramah kalau ngelayanin pelanggan. Jangan jutek. Jangan pasang tampang abis
diputusin pacar. Apalagi marah sama pelanggan.
Bukan
cuma masalah ekspresi dan perilaku aja, tapi juga soal kecepatan dalam melayani
pelanggan. Lebih cepat lebih baik, karena setiap orang biasanya senang kalau
pelayanannya cepat.
4.
PROMOSI
Kalau
baru buka banyakin promo. Banyakin diskon. Banyakin gratisannya. Banyak pelanggan
yang dateng pasti. Iya…, dateng pas lagi promo doang. Pas udah nggak ada promo,
mereka akan pergi entah kemana.
Nggak
papa. Setidaknya udah bisa ngumpulin pelanggan. Kalau makanan kita emang punya
cita rasa tinggi dan kualitas yang baik, pelanggan akan datang dengan
sendirinya.
5.
DO’A
Sederhana aja. Kalau
mau dagangannya cepet laku, perbanyak do’a.
Nah, itu dia 5 hal
yang harus diperhatikan dalam menjalankan sebuah bisnis, khususnya bisnis
kuliner. Semuanya penting, tapi ada yang lebih penting, yaitu NIAT. Apapun yang kita lakuin pasti diawali dengan niat, begitu juga dengan bisnis. Harus niat, kalau bener-bener pengin bisnis. Harus.
Oke.
Udah dulu, kawan. Sampai jumpa di postingan berikutnya. Heheu
Oke.
Udah dulu, kawan. Sampai jumpa di postingan berikutnya. Heheu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar