WeW: Orang Dalem
Minggu, 21 Agustus 2016

Orang Dalem

SEKOLAH > LULUS > KERJA

Standar.

Pola yang biasa terjadi bagi kebanyakan orang.

Gue?

SEKOLAH SEKOLAH KERJA.

Iya. Gue belum lulus. Tapi, udah kerja. Ya gitu. Kuliah tapi di sempet-sempetin kerja. Atau kerja tapi disempet-sempetin kuliah. Atau kuliah sambil kerja. Ya itu.

Pola yang biasa terjadi bagi beberapa orang.

Anehnya, yang gue rasa sebenernya bukan kuliah sambil kerja, tapi kerja sambil kuliah. Gimana nggak. Gue kuliah tiap Sabtu dan Minggu doang. Senin sampe Jum’at-nya gue kerja. Ini berarti kegiatan utama gue adalah kerja.

Kuliah rasa kerja.


………………………………………..


Satu bulan yang lalu gue dapet kerjaan baru setelah sekian lama hanya punya kegiatan tidur-makan-eek di rumah. Akhirnya.

Gue kerja di sebuah percetakan. Di mana gue harus berkutat dengan spanduk-lah, brosur-lah, kartu undangan-lah, kartu nama-lah, SIM-lah. Yakali.

Harus gue akui. Nyari kerja itu susah. Nggak gue akui pun tetep aja susah. Beneran deh. Apalagi buat gue yang cuma punya skill dengan rating 2,7 dari 10. Susah banget. Beh.


Dulu gue mikir, kalau mau dapet kerjaan bagus itu ya tinggal dapet nilai yang bagus di sekolah. Ternyata nggak. Itu aja nggak cukup. Nilai bagus belum tentu membuat kita mendapatkan sebuah pekerjaan. Banyak hal yang harus kita punya kalau kita pengen dapet kerjaan.

Nilai atau sebut lah IPK yang bagus itu cuma jadi syarat awal doang buat maju ke babak penyisihan. Masih banyak pesaing yang harus kita kalahkan agar kita diterima di sebuah perusahaan. Pesaing yang nggak cuma punya nilai bagus sebagai modal, tapi lebih dari itu.

Kalau kita pengin bersaing dengan mereka mungkin dua hal ini yang harus kita siapkan. Terlebih lagi kalau kita bersaing di perusahaan ternama misalnya. Tentu, dua hal ini akan menjadi bekal yang penting banget buat kita.

1.       SKILL
Hal pertama yang harus kita punya adalah skill. Tentunya, kita harus menyesuaikan dengan pekerjaan yang kita inginkan. Kalau kita pengen ngelamar kerja jadi jurnalis di media tertentu ya kita harus paham dengan dunia kepenulisan dan jurnalisme. Pengen jadi guru matematika ya harus ngerti matematika. Pengen jadi petani ya pinter-pinter nyangkul aja. Sesuaikan dengan kebutuhan.

Nggak cuma skill khusus di bidang tertentu, tapi juga skill umum yang bisa menunjang pekerjaan. Seperti: kita yang nggak boleh gaptek. Punya public speaking yang bagus. Punya pengalaman di bidang pekerjaan yang kita inginkan. Bisa kerja sendiri atau berjamaah. Punya nilai TOEFL di atas rata-rata. Bisa me-manage waktu dengan baik. Banyak. Lebih banyak lebih baik.


2.       ATTITUDE
Kita harus punya attitude yang baik. Punya sikap yang baik. Punya etika. Rajin. Pekerja keras. Tahu sopan santun. Tahu bagaimana cara berbicara ke yang tua maupun yang muda. Tahu bagaimana cara menghargai dan menghormati orang lain.

Intinya tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak seharusnya dilakukan.

Dua hal ini saling berhubungan dan saling mendukung satu sama lain.

Karena kalau keduanya nggak sinkron jadinya mungkin akan seperti ini:

Skill bagus, attitude jelek. Jelek.

Attitude bagus, skill jelek. Lumayan.
Untuk kasus kedua ini gue kasih nilai: lumayan. Nggak jelek-jelek amat.

Karena menurut gue, mending punya skill jelek (pas-pasan) tapi attitude nya bagus daripada punya skil bagus tapi attitude nya jelek.

Kenapa?

Karena skill bisa dipelajari. Bisa diasah. Beda halnya dengan attitude yang menjadi pembawaan diri seseorang. Yang jadi sifat dasar seseorang. Yang bisa menggambarkan bagaimana karakter orang itu. Apakah orang baik atau tidak baik.


Tapi, tetep. Sebaiknya skill bagus, attitude bagus, sih. Iyalah.

Dan. Sebenernya ada satu hal lagi yang membuat kita jadi komplit sebagai individu yang siap bersaing di dunia kerja.





ORANG DALEM.

-_-





4 komentar:

  1. Setuju fer.
    Gw sendiri, di dunia kedokteran ini, yang paling utama dan pertama diajarkan ke semua mahasiswa-mahasiswa baru FK baik oleh senior maupun dosen adalah Attitude-nya. Skill/Pengetahuan bisa nomor dua, tapi attitude harus yang utama.

    Bahkan seorang dosen gw pernah cerita banyak mahasiswa yang nggak lulus ujian padahal anaknya pinter abis, cuma karena attitudenya yang jelek. Mungkin sebagai seorang dokter kita harus memiliki perangai yang baik karena akan menjadi yang paling dilihat oleh masyarakat banyak dan sering sekali di judge.

    Beliau juga pernah cerita kalau ada seorang professor sedang mengisi materi di sebuah seminar (maap ceritanya lupa lengkapnya gimana) dan ada yang memberikan pertanyaan sbb:
    "Prof, sebenarnya yang dibutuhkan untuk seseorang dapat jadi dokter yang baik itu apa?"
    jawabannya adalah "Attitude, Attitude, dan Attitude."

    Masalah kepintaran dan skill, itu bisa dicari asalkan orangnya gigih, tekun dan nggak gampang menyerah. Tapi masalah attitude, kalau sudah jelek susah merubahnya.

    Mungkin kalau dalam Islam juga mengapa kita ditekankan untuk memiliki Akhlak yang baik, karena semuanya berawal dari akhlak.. kalau akhlaknya sudah baik, insyaAllah yang lain-lainnya juga akan mengikut baik.

    Btw sebenernya Skill ntu ada 2, ada hard-skill sama soft-skill:
    Yang hard-skill itu keterampilan kerjaannya, kalau soft-skill itu kayak public-speaking, leadership, gitu-gitu.. heheu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah.... ini dia. Apa yang lu bilang jadi pelengkap tulisan gue Yar. Arigatou.. hehehe

      Hapus

WeW