Nanya Apa, Jawab Apa

Ehm....

Gue nggak tahu sejak kapan gue mulai banyak nanya. Tadinya gue pendiam loh. Serius.

Sejak kecil gue adalah tipe orang yang pendiam dan pemalu. Gue bilang gini bukan berarti gue sok tau tentang diri gue, tapi gue emang ngerasa kalau diri gue kayak gitu. Begitu juga dengan penilaian keluarga gue dan kebanyakan orang yang kenal gue.

Ada dua hal yang pengin gue sampaikan disini.

Pertama: Ketika gue ada masalah, gue kadang bingung mau nanya ke siapa. Hingga akhirnya gue menjatuhkan pilihan ke salah satu temen SMA gue.

Gue banyak nanya ke dia. Gue menyiapkan daftar pertanyaan di Ms. Word yang jumlahnya puluhan, lalu gue kirimkan ke email dia. Email gue yang pertama sukses dijawab sama dia. Tapi yang kedua, entah kenapa nggak ada jawaban. Kayaknya dia sibuk, sih. Huehehehe

Kedua: gue adalah tipe pendengar, bukan tipe orang yang banyak ngomong.

Orang yang sekarang kenal sama gue mungkin akan berkata kalau gue cerewet. Banyak ngomong. Pecicilan. Dan sebagainya.

Tapi, sejujurnya dari sifat gue yang pendiam, gue sebenernya lebih suka menjadi pendengar yang baik. Bukan berarti gue males ngomong. Tapi, karena gue terkadang nggak tahu aja mau ngomong apa sama lawan bicara gue. Makanya gue lebih sering diem.

Alasan kenapa orang nggak banyak ngomong adalah kurangnya bahan obrolan, termasuk gue. Ada kalanya kita ketemu orang yang suka ngobrolin sesuatu di luar topik yang sering kita bicarakan. Gue yang setiap harinya cuma ngebahas ‘tikus got yang sering masuk ke rumah’ sama mami, bakalan bingung kalau tiba-tiba ada orang yang nanya gue tentang perkembangan politik di Indonesia.

Intinya.

Kalau ada yang ngomongin suatu hal, tapi kita nggak ngerti ya tinggal iya-in aja apa yang dia bilang. Atau kalau ada yang nanya tapi kita nggak tahu jawabannya ya bilang aja, ‘wah, kurang tahu tuh’. Jangan sok tau. Orang nanya apa, jawabnya apa. Kayak gue.

Gitu ya.

-_-