Kenapa blog saya tidak menggunakan bahasa baku sesuai tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) ?
Apakah ada yang bertanya tentang
hal itu?
Kalau memang ada, saya akan
menjawabnya.
Jadi begini.
Selain Bang Radit, saya juga suka
membaca buku dari blogger-blogger terkenal, seperti: Alitt Susanto, Kevin
Anggara, Arif Muhammad, dan lain-lain. Saya juga sering membaca blog mereka. Jika
kalian membaca buku atau blog dari blogger-blogger ini, maka kalian juga akan paham kenapa tulisan saya seperti "itu". ;p
Buku dan blog
mereka ini buat saya keren sekali, baik dari tema yang dibahas dan bagaimana tulisan
mereka bisa menghibur saya. Memang dasar dari tulisan mereka adalah komedi.
Jadi, buat saya membaca tulisan mereka adalah salah satu cara menghibur diri.
Bahasa yang mereka gunakan juga
‘anak muda sekali’, bukan gaya bahasa yang puitis nan rumit dimengerti. Karena
saya masih muda dan tampan, maka saya lebih menikmati gaya penulisan
yang seperti itu. Sampai akhirnya gaya penulisan mereka ini secara tidak
langsung mempengaruhi gaya penulisan saya dalam menulis.
Nah, dengan gaya penulisan saya
yang seperti itu, saya tidak tahu apakah tulisan saya bisa menjangkau semua
kalangan atau hanya bisa ditujukan kepada anak muda saja. Dari sini saya
menyimpulkan bahwa nantinya akan ada pro-kontra terhadap tulisan saya. Ada
pembaca blog saya (kalau memang ada)
yang lebih memilih bahasa baku sesuai EYD, ada juga pembaca yang lebih memilih
bahasa anak muda kekinian (bahasa kampret gaul).
Individu yang sehari-harinya
menggunakan bahasa baku atau membaca buku-buku ilmu pengetahuan di instansi
pendidikan, mungkin akan kaku ketika membaca tulisan dengan bahasa kampret
gaul, seperti tulisan saya.
Sebenarnya saya tidak terlalu
mempermasalahkan hal ini. ;p. Saya hanya
penasaran dengan para pembaca. Kira-kira kalian lebih suka gaya penulisan yang
seperti apa. Apakah para pembaca lebih memilih bahasa yang baku sesuai EYD atau
bahasa anak muda kekinian ?
Saya pun juga tidak terlalu
memperdulikan tanggapan negatif tentang tulisan saya (kalau ada). Beberapa
pembaca mungkin sedikit risih dengan gaya penulisan saya yang terkesan ‘kasar’.
Hal ini dapat dilihat di kata-kata tertentu di dalam blog saya, seperti: kampret dan …. Sepertinya hanya kata itu
yang ‘mungkin’ terbilang kasar. ;p
Sebenarnya tulisan saya yang
memakai bahasa ‘kampret-kampret’ itu adalah tulisan yang lama. Beberapa tulisan
saya yang baru keliatannya sudah tidak terlalu ‘kampret’ lagi. *Pret. Itu lu ngomong kampret udah berapa kali. -_-*. :p
Terlepas dari tulisan saya yang "kampret-kampret" itu, ya memang seorang penulis seharusnya bisa berkembang dari waktu ke waktu sampai dia bisa menemukan gaya penulisannya sendiri.
Menurut saya tulisan itu layaknya sebuah
film yang berkaitan dengan selera. Ada orang yang menyukai tulisan dengan
bahasa puitis, atau ada orang yang suka tulisan dengan bahasa Jawa Ngoko itu bebas. :p. Setiap orang
berhak memilih sesuai dengan selera dan keinginannya. Mereka bebas memilih apapun
yang mereka suka, yang tidak boleh mereka lakukan hanya satu: menyuruh orang untuk menulis hal yang
mereka tidak suka. Njay. ;p
Karena seperti pepatah saya: Penulis yang baik adalah mereka yang menulis dengan gaya bahasa yang mereka
suka. ;p *Lah
Jadi, bagaimana teman-teman ?
Anda suka dengan gaya penulisan
saya seperti ini ? Atau
Lo suka ama gaya penulisan gue yang
kayak gini ? ;p
Tampan dan berani ._.)b
BalasHapusMuda dan tampan. 😎
Hapus