Telah terjadi pembantaian massal pada tanggal 24
September 2015. Para korban dibantai habis-habisan. Kepalanya
dipenggal. Tubuhnya dikuliti. Dagingnya dipotong-potong. Darah berceceran
dimana-mana. Mengerikan.
Yaelah. Bacanya serius amat. Cuma hewan kurban kali. Itu sebagai
pembuka tulisan, biar lebih dramatis, gitu. Heheu
Tepatnya hari Kamis, 24 September 2015 kemarin umat Islam
merayakan Idul Adha 1436 Hijriyah.
Hmm…. Idul Adha ?
Idul Adha identik dengan BERBAGI.
Berbicara mengenai berbagi, maka banyak hal yang bisa kita bagikan. Kita bisa
berbagi ilmu, berbagi informasi, berbagi pengalaman, berbagi makanan, bahkan
berbagi masalah.
Nah, kalau Idul Adha apa yang mau dibagikan?
Iya. Benar sekali (anggap
saja kalian menjawab). Benda itu bernama: DAGING.
Hampir setiap orang pasti pernah makan daging. Entah daging sapi,
kambing, ayam, kelinci, ular, macan, singa, buaya, biawak, ataupun tikus.
Emang, jaman sekarang makanan itu aneh-aneh. Apa enaknya coba makan daging
ular. Mending daging tikus. *Lah*
Dulu sempet heboh ada daging tikus yang dijadikan bahan dasar
bakso. Bisa jadi salah satu bakso yang kalian makan di suatu tempat terbuat
dari daging tikus. Nah, loh. Bisa aja kan?
Kembali ke topik. Idul Adha memang diawali dengan pembantaian
massal hewan-hewan kurban, tapi ujung-ujungnya akan berakhir bahagia saat kita
melihat gulai sapi, sate kambing, sop buntut, dan teman-temannya. Yang tadinya
ngeri ngeliat sapi disembelih, giliran ketemu gulai sapi, makannya paling lahap.
Ada juga adegan yang mengharukan sekaligus menyenangkan saat kita
bisa berbagi daging untuk sesama. Terutama mereka yang hanya bisa menikmati
daging sapi ketika Idul Adha.
Perlu kita sadari, masih banyak saudara kita di luar sana yang
kehidupannya tidak seberuntung kita. Kita mungkin bisa makan ayam setiap hari,
makan sate setiap hari, bahkan makan Indomie setiap hari. Nah, mereka boro-boro
bisa beli Indomie, makan nasi bekas pun mereka udah bersyukur. Justru kita yang
mungkin kurang mensyukuri apa yang udah kita miliki.
Nah, karena itu, cobalah untuk mensyukuri apapun yang kamu punya
sekarang. Kamu punya motor, syukuri. Kamu punya smartphone, syukuri. Kamu punya pacar, syukuri. Kamu abis diputusin
pacar… syukurin.
Sebenarnya ada yang lebih penting dari sekedar motor ataupun gadget. Mungkin pak ustadz akan bilang
bahwa, “IMAN adalah yang terpenting dari yang terpenting, jadi bersyukurlah
bagi kalian yang masih punya iman”. Tapi, berhubung gue bukan ustadz, maka gue
akan berbicara yang lain saja.
Nah, menurut gue, ada 4 (empat) hal yang lebih penting dari sekedar gadget canggih atau motor gede. Kita wajib bersyukur kalau masih punya empat hal fundamental ini. Apa saja?
- KEBUTUHAN POKOK
Sandang, pangan, dan papan. Tiga kebutuhan pokok ini yang wajib kita penuhi.
KENAPA?
Percuma punya jam tangan mahal kalau kita telanjang. Percuma punya gadget
canggih kalau kita kelaparan.
Percuma punya motor bagus kalau kita gelandangan.
Lagian gelandangan mana sih yang punya
motor bagus.
- ORANG TUA
Bersyukurlah kalian yang masih memiliki kasih sayang orang tua.
KENAPA?
Karena banyak diantara kita yang orangtuanya tidak lengkap, bahkan
sudah tidak ada.
- PENDIDIKAN
Bisa dibilang bahwa pendidikan merupakan kebutuhan pertama yang
harus dipenuhi setelah kebutuhan pokok. Jadi, bersyukurlah kalian yang masih
bisa menikmati bangku sekolah.
KENAPA?
Karena masih banyak teman-teman kalian di luar sana yang tidak
bisa sekolah.
- TEMAN
Kalian pasti setuju sama yang satu ini.
KENAPA?
Karena gak punya teman pasti gak rame. Gak seru. Gak asyik. Masa
iya mau hidup sendiri. Sukses kagak, frustasi iya. Kuncinya cari temen-temen
yang baik. Terutama yang bisa diutangin kapan aja. Ngehehehe
Idul adha mengajarkan bagaimana seharusnya kita hidup. Seperti
yang udah gue bilang tadi, Idul Adha mengajarkan kita untuk berbagi. Dengan
berbagi kita akan tahu bagaimana pentingnya orang lain di mata kita. Dengan
berbagi kita akan tahu bagaimana rasanya membuat orang lain tersenyum bahagia.
Dengan berbagi kita nggak jadi dicap orang pelit.
Kita terlahir sebagai makhluk sosial. Karena itu kita nggak bisa
hidup sendiri. Kita bergantung sama orang lain.
Hampir semua hal yang kita lakukan berhubungan dengan orang lain. Contoh
gampangnya ketika kita makan nasi. Banyak proses yang melibatkan orang lain
sebelum kita bisa makan nasi.
Awalnya hanya tanaman bernama padi. Kita butuh petani.
Dari padi menjadi beras. Kita butuh pedagang beras.
Dari beras baru jadi nasi. Kita butuh Ibu. Ya, biasanya kan Ibu
kita yang masakin.
Nah, ngomongin soal berbagi, gue punya komunitas nih, namanya Laskar Sedekah. Komunitas ini beraksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial, seperti: tebar nasi, menyantuni anak yatim, dan lain-lain.
Kalau kalian mau gabung caranya gampang. Silahkan hubungi 0896-7193-7773 atau pin BBM: 527DEF9F atau buka websitenya di sini.
Pesan: Sabar aja kalo ada daging nyangkut di gigi.
Kalau kalian mau gabung caranya gampang. Silahkan hubungi 0896-7193-7773 atau pin BBM: 527DEF9F atau buka websitenya di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar