WeW: Naruto: Cinta, Pengorbanan, dan Sebuah Pengakuan
Minggu, 22 November 2015

Naruto: Cinta, Pengorbanan, dan Sebuah Pengakuan

Jum’at, 21 November 2015, gue nonton film bareng temen-temen gue. Janjiannya udah lama, tapi baru sekarang bisa nonton. Iya. Itu karena filmnya baru keluar di Indonesia.

Begitu filmnya diputar, gue mewek. Padahal, film kartun.

Boruto: Naruto The Movie. Itu judul filmnya.



Ini adalah film ke-sebelas dari seial manga/anime Naruto. Kalau kalian penyuka manga dan anime Jepang pasti kalian tahu serial anime yang satu ini. Cerita film ini fokus pada Boruto, anak dari Naruto, yang berjuang mendapatkan perhatian ayahnya. Di Jepang sendiri, Boruto: Naruto The Movie udah diputar sejak 7 Agustus 2015. Banyak yang bilang kalau ini adalah film terakhir, dari sang kreator manga, Mashashi Kishimoto.

Secara keseluruhan gue suka  film ini. Banyak adegan yang ditampilkan. Mulai dari adegan berantem, adegan yang bikin ngakak, sampai adegan yang bikin gue nangis kejer.

Gue terlalu menghayati filmnya.

Mungkin, lebih tepatnya 3 alasan ini yang bikin gue mewek.

1.       Karena Adegan yang Mengharukan

Adegan pertama: saat Naruto memberi selamat atas keberhasilan Boruto pas dia menang di putaran pertama Ujian Chunin. Baruto seneng banget atas apa yang dilakukan ayahnya.

Adegan kedua: saat Boruto bilang ke Hinata (ibu Baruto) untuk menyelamatkan Naruto yang diculik.

Kedua adegan ini menggambarkan ikatan antara ayah dan anak. Boruto butuh perhatian dari ayahnya. Tapi, disisi lain Naruto banyak tugas di kantornya. Maklum, dia adalah pemimpin di desanya. Hal ini bikin Boruto kesal dengan ayahnya.

Boruto menganggap bahwa kasih sayang ayah terhadap dirinya udah hilang. Padahal, dia salah. Naruto tetep sayang sama dia. Dia nggak bisa ngasih perhatian lebih karena emang bener-bener sibuk semenjak jadi Hokage.

Nah, pas ada adegan saat Naruto mau nunjukin rasa sayangnya ke Boruto, gue ngerasa terharu aja.

Apalagi pas Boruto sadar kalau Naruto sebenernya sayang sama dia. Lalu, dia berangkat ke dimensi lain untuk nyelametin Naruto. Ngeliat adegan ini, gue membiarkan air mata mengalir deras dari mata gue. Sialnya, temen sebelah gue ngeliat hal ini. Dan dia ngetawain gue. Kampret.

2.       Karena Serial Naruto Udah Tamat

Gue ngikutin serial manga Naruto dari Awal sampai akhir. Rasanya ada yang hilang aja pas gue tahu kalau serial ini udah tamat. Apalagi, berdasarkan sumber yang gue baca, ini adalah film terakhir.

Pas gue ngeliat adegan-adegan yang ada di film ini, gue mikir, “mungkin ini terakhir kalinya gue ngeliat Naruto lari dengan tangan lurus ke belakang”. Dem.

3.       Gue-nya Cengeng.

Gue emang gampang nangis kalau ngeliat adegan yang mengharukan. Bahkan baca bukunya Alitt Susanto aja, gue bisa nangis. Padahal, itu buku komedi. -_-
Ngomongin soal Naruto.... Gue suka serial Naruto karena di dalamnya ada banyak aspek kehidupan. Ada cinta, perdamaian, persahabatan, pengorbanan, semangat pantang menyerah sampai cinta tanah air.
Mungkin bagi yang mengikuti serial atau anime Naruto udah tahu tentang hal ini.

Dalam serial ini kita bisa melihat cinta yang ada di dalam diri seorang Uchiha Itachi untuk desanya, dan tentu saja untuk adik kesayangannya, Uchiha Sasuke.
Uchiha Itachi gendong adiknya, Uchiha Sasuke.

Kita bisa melihat tokoh-tokoh seperti: Uzumaki Naruto, Hatake Kakashi, Hashirama Senju, dan tokoh lainnya yang menginginkan perdamaian di desa mereka, Konohagakure.


Kita bisa melihat arti persahabatan yang ditunjukkan oleh Naruto kepada sahabatnya, Sasuke Uchiha.

Kita bisa melihat pengorbanan seorang Itachi Uchiha yang dicap sebagai penghianat untuk perdamaian desanya atau Minato Namikaze (Yondaime) yang mengorbankan nyawanya untuk menyegel Kyuubi ketika menyerang Konohagakure.


Kita bisa melihat semangat pantang menyerah yang ditunjukkan oleh Uzumaki Naruto untuk meraih impiannya sebagai seorang hokage.

Bahkan, kita bisa melihat Semangat Api (Hi No Ishi) yang diwariskan oleh para Hokage untuk mencintai desanya, Konohagakure.

Shodaime, Nidaime,  Sandaime, Yondaime, Godaime

Yang lebih penting dari serial ini adalah sebuah pengakuan. Naruto adalah anak yatim piatu. Dari lahir dia hidup sendiri. Dia merasa kesepian. Hampir semua penduduk desa tidak mengakui keberadaannya. Hal ini karena Kyuubi yang bersemayam di tubuh Naruto membunuh banyak orang di desanya.

Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat Naruto untuk membuat semua orang di desa mengakui keberadaannya. Dengan usaha dan semangat yang dia punya, akhirnya semua orang mengakuinya. Bahkan, pada akhirnya dia berhasil maraih impiannya menjadi seorang Hokage.



Terlepas dari cerita Naruto, bagaimana pun, sebuah pengakuan itu penting. Kita perlu pengakuan dari orang lain. Rasanya nggak enak kalau nggak di anggep. Nggak enak kalau nggak ada yang mengakui. Nggak enak kalau nggak ada yang merhatiin. Karena seperti kata Garaa, “Manusia tak kan pernah bisa menang dari rasa kesepian”. Uhuy~


14 komentar:

  1. Sebenernya gue nggak nonton naruto, tapi bener banget kata gaara, kita nggak akan menang dari rasa kesepian. sedep banget dah, hehe

    BalasHapus
  2. gw cuma baca naruto yg kecil, tulisan ini gw akui bikin gw png lanjutin baca naruto... #LariTanganLurusKebelakang #SFK tek..tek..tek..tek..tek

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang saatnya baca yang Naruto Shippuden/Seri kedua/Naruto remaja. Heheu

      Hapus
  3. Gue ngikutin naruto cuman sampe masa remaja dia, setelah itu pas akhir tahun 2014 di mana manganya tamat, gue langsung donlot aplikasi baca manga, dan segera membacanya sampai tamat. Sumpe, sama kayak lu, gue nangis.. Rasanya kayak ada yg ilang aja, soalnya jaman SMP jaman2 gue cinta mati ama naruto, rela mati ngabisin duit jajan buat beli vcd bajakannya serialnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wiih... Mantap.... Sampai rela mati gitu...

      Hapus
  4. Fer tulisan loe makin lama makin bagus. Keren! Salut! :D

    BalasHapus
  5. coba baca novel Harry Potter trs nntn Filmnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Novelnye tebel dek. Tapi tenang, filmnya ada kok. Heheu

      Hapus

WeW