WeW: Relationship atau Relationshit ?
Senin, 30 November 2015

Relationship atau Relationshit ?

Dalam buku ini, ada cerita tentang usaha gue jadi kakak yang baik, cucu yang berbakti, pacar yang bisa diandalkan, sampai jadi pria yang bisa ngobrol sama mobilnya. Emang nggak semuanya berhasil karena rintangan selalu ada. Tapi, dalam kegagalan gue bisa belajar untuk jadi lebih baik…, dan mencegah relationship jadi relationshit.” __Alitt Susanto mengenai buku ketiganya, Relationshit.


Manusia adalah makluk sosial. Mereka nggak bisa hidup sendiri. Saling bergantung dengan manusia lain. Ketergantungan yang mereka ciptakan akan menghasilkan interaksi. Dan interaksi akan menciptakan sebuah hubungan.

Di buku ketiganya, Relationshit, Alitt Susanto  mengangkat tema hubungan (relationship). Hubungan ini bisa bermacam-macam. Bisa hubungan percintaan, persahabatan, persaudaraan, perpacaran, atau permantanan.

Niatnya gue pengen re-view buku ini. Tapi kayaknya nggak secara keseluruhan. Gue cuma pengen bahas beberapa bab yang berhasil bikin gue merinding.

1.       Adik Gue, Jagoan Gue

Di bab ini, Bang Alitt bercerita tentang hubungan persaudaraan, yaitu antara dia dengan Andi, adiknya. Lebih spesifik lagi Bang Alitt pengen menekankan bahwa lingkungan bisa mengubah kepribadian seseorang.

Awalnya kehidupan kakak-beradik ini baik-baik aja. Andi adalah anak yang baik. Bang Alitt sayang sama Andi. Begitu juga sang adik.

Setelah hidup 6 tahun bersama Andi, tepatnya pas Andi masuk SMP, Bang Alitt harus pergi ke Jogjakarta untuk kuliah. Bang Alitt terpaksa meninggalkan Andi bersama Eyang-nya. Praktis, selama di Jogjakarta perhatian Bang Alitt ke Andi udah mulai berkurang.

Memang benar, jika lingkungan bisa merubah kepribadian atau perilaku seseorang. Dan, hal ini terjadi pada Andi. Memasuki SMA, perilaku Andi udah berubah. Dia mulai ngerorok, dan suka bolos sekolah untuk bermain PS bersama teman-temannya. Hal ini membuat dia dikeluarkan dari sekolah. Dan, tentu Bang Alitt kecewa.

Saat Andi masih tinggal bersama Bang Alitt, dia adalah anak yang baik. Peran Bang Alitt sebagai kakak bisa membuat Andi nggak ngelakuin hal-hal negatif. Namun, begitu Bang Alitt pergi ke Jogjakarta, Andi udah nggak ada yang ngurus kecuali Eyangnya. Fokus Andi pun akhirnya ke temen-temen sekolahnya. Sayangnya, temen-temen Andi kayaknya menyesatkan. Andi jadi anak nakal, sampai akhirnya dikeluarkan dari sekolah.

Mendengar kabar ini, Bang Alitt memutuskan pulang dari Jogjakarta untuk menemui adiknya. Dia memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi Andi. Lalu, masalah pun kelar.

Yang bisa gue ambil dari bab ini:
Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Sayangi adikmu. Sayangi keluargamu. Sayangi orang-orang yang kamu sayangi.

Ketika gue membaca bab ini gue jadi inget adik gue di kampung. Adik laki-laki satu-satunya yang sering gue tindas. Gue inget waktu gue suka berantem karena masalah sepele. Gue inget waktu kita berdua menggembala kambing . Gue juga inget waktu gue minta indomi bagian dia, karena bagian gue udah habis. Kepingan-kepingan memori teringat begitu saja hingga terasa air mata gue mengalir deras. Dem.

2.       Gue adalah Anak Eyang

Bab ini bercerita tentang kehidupan Bang Alitt bersama Eyangnya. Orang tua Bang Alitt tinggal di Batam, dan sejak SD dia tinggal sama Eyangnya. Setiap pagi, Bang Alitt bantuin Eyangnya nyedot air di sawah dengan mesin diesel. Iya. Dia berusaha jadi cucu yang berbakti.

Eyang Bang Alitt ini, orangnya tegas dan disiplin. Beliau tipe penyayang yang nggak mau bilang ‘sayang’. Hingga di akhir hayatnya, tanpa Bang Alitt duga Eyang untuk pertama kalinya bilang, “…Eyang sayang kamu”, ke Bang Alitt.
Super.

Yang bisa gue ambil dari bab ini:
Intinya, kita harus berbakti kepada orang tua. Mulai dari ibu, bapak, nenek, kakek, sampai guru kita. Hormati ibumu. Hormati bapakmu. Hormati mereka yang lebih tua.

Membaca bab ini, lagi-lagi gue jadi bernostalgia. Kehidupan Bang Alitt kurang lebih sama kayak gue. Sejak SD, gue tinggal di Wonogiri bersama adik dan Mbah gue. Sedangkan, orang tua gue ada di Jakarta.
Selama kurang lebih 10 tahun gue hidup sama Mbah, sebelum akhirnya nyusul orang tua ke Jakarta. Praktis, gue bisa ketemu Mbah cuma pas lebaran doang.
Apa kabar, Mbah?

3.       Long Distance Relain-Ship

Di bab ini Bang Alitt sakit hati.

Wina, pacarnya, selingkuh. Hal ini terjadi karena perhatian Bang Alitt ke Wina udah berkurang. Dia sibuk dengan pekerjaannya. Bang Alitt sebenernya sayang sama Wina. Kayaknya, malah sayang banget. Di sela-sela dia sibuk kerja, dia masih nyempetin buat bales chatting Wina. Tapi, bagi Wina, apa yang Bang Alitt lakuin terlambat banget. Misalnya pas Wina ngechat, Bang Alitt baru bales chatnya tiga jam kemudian.

Awalnya biasa aja, tapi lama-kelamaan Wina nggak tahan. Puncaknya pas Bang Alitt lupa dengan ulang tahun Wina. Dan, pada akhirnya Wina selingkuh.

Dalam hal ini Bang Alitt salah, karena dia nggak bisa ngasih perhatian sepenuhnya ke Wina. Tapi, Wina lebih salah karena dia selingkuh. Sebagai cowok gue tetep pro sama Bang Alitt, karena di bab ini apapun yang Bang Alitt lakuin cuma buat bikin Wina bahagia.

Yang bisa gue ambil dari bab ini:
Bab ini mengajarkan gue bahwa hubungan (asmara) itu butuh kenyamanan dan komunikasi yang baik. Ketika orang merasa udah ngerasa nggak nyaman dengan pasangannya, dia akan mencari orang yang bisa membuatnya nyaman. Dan kalau emang yang bisa bikin nyaman itu orang lain, maka baik sadar maupun nggak sadar, kadang selingkuh menjadi pilihan.

Tapi, jujur, gue nggak setuju dengan yang namanya selingkuh. Apalah arti membuat senang diri sendiri kalau di sisi lain ada orang yang akan menderita dengan apa yang kita lakukan. Ketika kita memutuskan selingkuh dengan berbagai alasan, gue rasa kita telah menghilangkan kepercayaan yang dikasih pasangan kita. Sekaligus menggambarkan kualitas diri kita. Apakah kita memang orang baik atau bukan.

Sebenernya gampang aja. Nggak perlu yang namanya selingkuh. Kalo udah nggak suka atau nggak nyaman sama pasangan (pacar) kamu yang sekarang, ya langsung bilang aja ke doi. Jujur aja sama dia. Cerita tentang apa yang kamu rasain. Kalau kamu cerita kan dia jadi ngerti apa yang bikin kamu nggak nyaman. Dengan kamu cerita, bisa jadi dia akan berubah untuk bikin kamu suka dan nyaman lagi sama dia.

Nah, kalau kamu udah cerita dan dia nggak mau berubah. Ya... kamu jangan selingkuh. Bilang, "aku mau putus!", baru kamu bebas berhubungan dengan siapa saja.

Beda halnya juga kalau tujuan selingkuh karena emang mau memepermainkan pasangan. Gue cuma bisa bilang kalau orang itu JAHAT. Ya. Gitu.

4.       Love in Different Religion

Beda hobi aja kadang kita ilfeel sama pasangan, apalagi beda keyakinan. Misalnya: cowoknya hobi main bola, lalu ceweknya hobi pipis di tengah jalan. Nah, bisa jadi cowoknya ilfeel, tuh.

Ini juga dialamin Bang Alitt di bab ini. Bang Alitt merasa ragu untuk melanjutkan hubungan saat Maria, cewek yang dia cintai mempunyai keyakinan berbeda. Dia nggak tahu harus gimana. Prinsip yang dia pegang cuma satu: jalani aja sampai ada yang lelah duluan.

Pada akhirnya, Bang Alitt yang lelah duluan. Tapi, dia nggak serta merta mutusin ceweknya. Yang dia lakuin malah: SELINGKUH. Haduh…duh…, Bang. Yang ini gue nggak setuju, nih.

Perselingkuhan Bang Alitt nggak bertahan lama, karena katahuan sama Maria. Tapi apa yang dilakuin Maria saat ngeliat Bang Alitt selingkuh justru nggak sesuai yang gue pikirin. Respon yang dia berikan bener-bener gila…. KEREN BANGET. Kenapa?

Jawabannya ada di percakapan ini.

“Udahlah…, aku bingung, kenapa kamu tetep baik setelah semua perbuatan jahat yang udah aku lakuin!” terang Bang Alitt.

“Sayang, itu aku lakukan karena aku mencoba mencintaimu dengan tulus.” Jawab Maria.

“Tulus? Memangnya kamu tahu artinya tulus?” Bang Alitt nantangin Maria untuk menjelaskan apa itu tulus versi dia.

“Simpelnya gini, Sayang. Kalo yang aku lakuin itu emang tulus, I’ll feel like there’s nothing to lose. Aku yakin, kamu akan bahagia dengan pasangan yang kamu pilih.”

AJAIB.

Maria nggak marah sama sekali sama Bang Alitt. Padahal, udah jelas-jelas Bang Alitt menghianati dia. Jarang loh ada cewek yang kayak gini. Makanya gue salut banget dengan apa yang dilakuin Maria.

Yang bisa gue ambil dari bab ini:
Jadi, buat orang yang lagi punya pasangan, kuncinya: CINTAI PASANGAN DENGAN TULUS.

Ketika kita mencintai seseorang, maka jangan pernah takut untuk kehilangan orang tersebut. Kita harus tahu mana yang terbaik buat pasangan kita. Kita juga harus tahu, bahwa belum tentu kita bisa membuat dia bahagia, jadi biarkanlah dia yang memilih.
Tapi, kalau tetep nggak mau kehilangan, ya bikin pasangan kita betah dan nyaman sama kita. Bikin pasangan senang dengan kehadiran kita. Buktikan kalau kita emang pantas buat dia. Kalau dia udah yakin sama kita, niscaya kita yang akan dipilih. =D

Jadi… ya… gitu aja deh, ya. Heheu


Salam Peper.

2 komentar:

  1. saya suka banget dengan kata-kata ini CINTAI PASANGAN DENGAN TULUS

    BalasHapus
  2. Duh, sbg orang yg LDR untung gak sampai kisahnya kayak bang Allit ya hehehe...Mudah2an GAK pernah kayak bang alit lah...Amin :D

    BalasHapus

WeW